Kesehatan Mental Pascapersalinan

(Konten HTML revisi 11/2019) (Cetak ulang 12/2019)

Pentingnya kesehatan mental pascapersalinan

Setelah persalinan, karena perubahan hormon, perubahan peran, tantangan dalam merawat bayi dan masalah keluarga, ibu dapat berisiko lebih tinggi menderita gangguan keadaan emosi. Depresi pascapersalinan dapat memengaruhi kemampuan ibu dalam merawat bayinya dan berdampak pada kesehatan fisik, perkembangan kognitif serta perkembangan emosi dan perilaku bayi. Pasangan ibu yang mengalami depresi pascapersalinan juga berisiko lebih tinggi menderita gangguan emosional. Dengan demikian, memelihara kesehatan jiwa ibu pada periode pascapersalinan adalah sangat penting.

Faktor risiko utama depresi pascapersalinan

Penyebab pasti depresi pascapersalinan tidak diketahui. Penemuan riset menunjukkan bahwa faktor-faktor risiko yang tercantum dalam tabel di bawah ini berhubungan dengan peningkatan risiko depresi pascapersalinan:

Faktor Klinis

  • Kondisi psikiatri sebelumnya yang termasuk gangguan depresi dan kegelisahan
  • Depresi atau kegelisahan prapersalinan

Faktor Psikososial

  • Kepribadian yang rentan gelisah
  • Kurangnya dukungan sosial
  • Hubungan perkawinan yang buruk
  • Hubungan dengan ipar tidak memuaskan
  • Kekerasan dalam rumah tangga
  • Kesulitan keuangan
  • Peristiwa dalam hidup yang membuat tertekan

Faktor yang berhubungan dengan obstetri dan bayi

  • Komplikasi perinatal
  • Operasi sesar darurat
  • Keguguran / kesulitan kehamilan sebelumnya
  • Kehamilan yang tidak terencana
  • Bayi lahir dengan penyakit bawaan/ kelahiran prematur

Masalah keadaan emosi pascapersalinan

Terdapat tiga kategori masalah keadaan emosi pascapersalinan: (1) baby blues, (2) depresi pascapersalinan, dan (3) psikosis pascapersalinan, masing-masing berbeda dalam hal banyaknya kasus yang terjadi, presentasi klinisnya, tingkat keparahan dan tata laksananya.

(1) Baby Blues

  • Pengaruhnya sekitar 40% - 80% pada wanita pascapersalinan
  • Ini adalah keadaan sementara yang ditandai dengan perubahan keadaan emosi, sedih dan menangis, sulit tidur dan lekas marah. Gejala tersebut biasanya terjadi sekitar hari ke-3 hingga hari ke-5 setelah kelahiran anak
  • Gejala-gejalanya relatif ringan dan seringkali reda secara spontan

(2) Depresi Pascapersalinan

  • Pengaruhnya sekitar 13% - 19% pada wanita pascapersalinan
  • Gejala-gejalanya mirip dengan episode depresi yang dialami pada saat yang lain. Serangannya biasanya dalam waktu 6 minggu tetapi juga dapat terjadi kapan saja dalam setahun setelah kelahiran anak
  • Sebagian besar ibu yang mengalami depresi pascapersalinan pulih jika dapat diidentifikasi sejak dini dan menerima perlakuan yang tepat dan dukungan dari keluarga

(3) Psikosis Pascapersalinan

  • Pengaruhnya sekitar 0,1% - 0,5% pada wanita pascapersalinan
  • Fitur yang menonjol termasuk mendengar suara-suara yang tidak ada, pemikiran yang ganjil merasa disakiti orang lain dan menyakiti diri sendiri atau bayinya. Gejalanya biasanya terjadi dalam 14 hari setelah kelahiran bayi
  • Ini adalah darurat psikiatri. Perlu segera dirujuk ke psikiater atau dibawa ke Instalasi Gawat Darurat rumah sakit

Identifikasi dini depresi pascapersalinan

Gejala utama depresi pascapersalinan meliputi:

  • Periode kesedihan yang terus-menerus, misalnya merasa tertekan dan sedih, menangis tanpa alasan atau ingin menangis tapi tidak keluar air mata
  • Tidak tertarik melakukan aktivitas apa pun (bahkan tidak tertarik dengan anaknya)
  • Nafsu makan terganggu
  • Masalah tidur
  • Merasa kelelahan atau kehabisan tenaga setiap saat
  • Sulit berkonsentrasi atau membuat keputusan
  • Merasa bersalah, tidak berguna, dan tidak punya harapan
  • Kecemasan dan sifat lekas marah yang berlebihan

Apabila gejala-gejala di atas terus berlangsung selama 2 minggu atau lebih dan secara signifikan memengaruhi fungsi sehari-hari wanita yang bersangkutan, perlu untuk segera mencari bantuan profesional.

Kiat untuk pencegahan

  • Persiapan yang tepat sebelum kehamilan yang termasuk perencanaan keluarga dan keuangan yang tepat.
  • Milikilah harapan yang realistis sebagai orangtua guna membantu penyesuaian dengan kehidupan setelah persalinan.
  • Belajarlah lebih banyak tentang kehamilan, persalinan, dan anak-anak untuk meminimalkan kegelisahan melalui berbagai cara, mis. mengikuti lokakarya perawatan anak dan pengasuhan di Pusat Kesehatan Ibu dan Anak, berpartisipasi dalam diskusi dan lokakarya yang diselenggarakan oleh organisasi yang lain, dll.
  • Berbagilah pengalaman dengan orangtua lain dan tingkatkan dukungan sosial.
  • Pupuklah komunikasi yang efektif dengan pasangan dan anggota keluarga lainnya untuk memperbaiki pemahaman dan dukungan.
  • Istirahat dan tidur yang cukup, mis. menyelenggarakan bantuan rumah tangga dan penitipan anak setelah persalinan.
  • Luangkan waktu untuk aktivitas santai, mis. jalan-jalan atau menelepon teman.
  • Lakukan diet yang sehat. Jangan merokok dan hindari minuman beralkohol.

Cara mencari bantuan

  • Apabila ibu menderita masalah keadaan emosi pascapersalinan, mereka dapat menghubungi Pusat Kesehatan Ibu dan Anak di area kediaman mereka untuk membuat janji temu dengan perawat bagi penilaian awal dan rujukan ke layanan yang tepat.
  • Hubungi dokter keluarga untuk penilaian dan penanganan awal, serta jika perlu, rujukan ke layanan spesialis.
  • Temui psikiater atau psikolog klinis di sektor swasta untuk pemeriksaan dan perawatan profesional.
  • Temui pekerja sosial atau penyuluh untuk penilaian dan rujukan.

Layanan / hotline penyuluhan

  • Organisasi Samaritan Hong Kong
    2389 2222
  • Layanan Pencegahan Bunuh Diri
    2382 0000
  • Hotline 24 Jam Departemen Kesejahteraan Sosial
    2343 2255
  • Tautan Kesehatan Mental Otoritas Rumah Sakit (24 jam)
    2466 7350

Lainnya

Departemen Kesehatan: