Vaksin Varisela

(Konten direvisi pada 01/2020)

Infeksi Varisela

Varisela (juga disebut cacar air) adalah penyakit yang disebabkan virus varisela-zoster. Penyakit ini sangat menular dan ditularkan melalui percikan air liur dari saluran pernapasan atau dari cairan vesikula lesi kulit cacar air atau infeksi herpes zoster. Orang yang terkena menderita demam dan ruam gatal. Ruam biasanya berkembang selama 5 hari dengan pembentukan vesikula dan muncul pertama kali di kulit kepala dan wajah, berpindah ke tubuh dan kemudian ke anggota tubuh. Ruam terjadi terutama di tubuh. Vesikula terasa gatal, kemudian mengering dan membentuk koreng dalam waktu sekitar 3 hari. Orang yang terinfeksi biasanya sembuh dalam 2 sampai 4 minggu.

Varisela biasanya merupakan penyakit ringan pada masa kanak-kanak. Penyakit ini lebih parah pada orang dewasa dan pada orang dari segala usia dengan gangguan kekebalan tubuh. Penyakit ini mungkin menjadi komplikasi dengan infeksi kulit, meningitis aseptik, ensefalitis, dan pneumonia. Infeksi pada awal kehamilan mungkin berhubungan dengan malformasi kongenital janin.

Vaksin Varisela

Vaksin varisela efektif mencegah infeksi cacar air. Di Hong Kong, Vaksin varisela termasuk dalam Program Imunisasi Anak Hong Kong. Anak-anak harus mendapat dua dosis vaksin varisela.

A. Orang-orang berikut TIDAK boleh menerima atau harus menunda vaksin Varisela

Di Pusat Kesehatan Ibu dan Anak, tipe varisela yang diberikan ke anak-anak adalah vaksin varisela monovalen. Orang yang dalam kondisi berikut ini tidak boleh menerima atau harus menunda vaksin varisela monovalen:

  1. reaksi alergi yang serius dengan dosis vaksin Varisela sebelumnya
  2. diketahui mempunyai riwayat alergi yang parah dengan gelatin atau antibiotik tertentu
  3. orang dengan kondisi berikut:
    • kanker
    • dalam pemakaian kortikosteroid jangka panjang
    • imunodefisiensi
  4. penyakit akut sedang atau parah
  5. menerima imunoglobulin atau produk darah lainnya (misalnya transfusi darah) dalam 11 bulan terakhir
  6. menerima vaksin hidup lainnya dalam empat minggu terakhir
  7. tuberkulosis aktif yang tidak diobati
  8. memiliki riwayat keluarga dengan penyakit imunodefisiensi bawaan atau keturunan
  9. kehamilan (wanita pada usia subur harus menghindari kehamilan selama tiga bulan sesudah vaksinasi)

B. Apa saja efek sampingnya?

  • Secara umum, vaksin varisela monovalen aman dan dapat diterima. Efek sampingnya adalah sebagai berikut:
    • Reaksi lokal, seperti rasa sakit, kemerahan, dan ruam di area suntikan. Biasanya ringan dan sembuh dengan sendirinya.
    • Gejala sistemik seperti demam dan ruam kulit yang meluas jarang terjadi.
    • Infeksi yang tersembunyi yang menyebabkan herpes zoster pernah dilaporkan terjadi, tetapi sebagian besar kasus pada umumnya ringan dan bukan merupakan komplikasi.
  • Anak-anak harus menghindari mengonsumsi salisilat (misalnya aspirin) dalam 6 minggu setelah menerima vaksin varisela.

Jarang sekali, virus varisela dalam vaksin dapat menular dari penerima vaksin yang mengalami ruam sejenis varisela ke individu berisiko tinggi yang rentan (mis. orang dengan imunitas yang rendah, wanita hamil tanpa kekebalan terhadap cacar air, bayi yang baru lahir dari ibu tanpa kekebalan terhadap cacar air, semua bayi yang baru lahir dari usia kehamilan kurang dari 28 minggu). Namun, ini bukan kontraindikasi bagi seorang anak untuk menerima vaksin varisela hanya karena ada individu berisiko tinggi di rumah tangga yang sama. Ibu hamil atau anggota keluarga hamil lainnya juga bukan merupakan kontraindikasi untuk imunisasi anak di rumah tangga. Tidak ada tindakan pencegahan yang diperlukan setelah imunisasi pada anak yang tidak mengalami ruam. Namun, jika anak mengalami ruam pascavaksinasi, individu berisiko tinggi harus menghindari kontak yang erat dengan anak tersebut sampai ruam telah sembuh.

Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan hubungi Pusat Kesehatan Ibu & Anak, Departemen Kesehatan.