Vaksin difteri (dosis dikurangi), tetanus & pertusis aseluler (dosis dikurangi) (vaksin dTap)

FHS-AN-3A (Jul 2020)

Pertusis

Pertusis, juga dikenal sebagai “batuk rejan”, adalah penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh bakteri.  Orang yang terinfeksi mungkin awalnya memiliki gejala yang tidak spesifik seperti pilek, bersin, demam ringan, dan batuk ringan. Batuk secara bertahap menjadi lebih parah dan serangan batuk yang hebat bisa mengganggu makan, minum, dan pernapasan. Gejalanya bisa berlangsung selama berminggu-minggu. Komplikasinya termasuk infeksi paru-paru, kejang, dan koma. Penyakit ini disebarkan melalui kontak langsung dengan percikan air liur dari pasien.

Bagaimana bayi terinfeksi pertusis?

Bayi biasanya tertular pertusis melalui kontak langsung dengan atau penularan air liur dari pengasuh yang terinfeksi, yang pada awalnya mungkin memiliki gejala nonspesifik seperti pilek, bersin, demam ringan, dan batuk ringan.

Vaksin difteri (dosis dikurangi), tetanus & pertusis aseluler (dosis dikurangi) (vaksin dTap)

  1. Mengapa wanita hamil disarankan untuk divaksin pertusis?

    Bayi baru mulai divaksin pertusis pada usia 2 bulan. Komite Ilmiah Penyakit yang Dapat Dicegah oleh Vaksin (SCVPD) di bawah Pusat Perlindungan Kesehatan merekomendasikan bahwa wanita hamil harus menerima satu dosis vaksin yang mengandung pertusis aseluler selama setiap kehamilan. Vaksin yang direkomendasikan adalah difteri (dosis dikurangi), tetanus dan pertusis aseluler (dosis dikurangi) (dTap). Antibodi yang dihasilkan dapat diteruskan ke janin sebelum lahir untuk perlindungan langsung terhadap pertusis dalam beberapa bulan pertama kehidupan ketika bayi belum menyelesaikan vaksinasi sendiri.

  2. Kapan wanita hamil harus divaksin?

    Vaksin sebaiknya diberikan paling tidak 15 hari sebelum persalinan, sehingga wanita hamil punya cukup waktu untuk mengembangkan antibodi, dan memberikan antibodi yang cukup ke janin sebelum persalinan bagi perlindungan yang optimal. Klinik pemeriksaan kehamilan Otoritas Rumah Sakit dan Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Departemen Kesehatan akan memberikan vaksinasi pertusis bagi wanita hamil dengan usia kehamilan 26 hingga 34 minggu.

  3. Orang-orang berikut TIDAK boleh divaksin dTap

    • Memiliki reaksi alergi yang parah dengan semua komponen vaksin (termasuk antibiotik atau bahan pengawet)
    • Mengalami reaksi alergi yang parah atau penurunan keping darah sementara setelah dosis vaksin yang mengandung pertusis sebelumnya
    • Terkena ensefalopati (misalnya, koma, penurunan tingkat kesadaran, kejang berkepanjangan) yang tidak disebabkan oleh penyebab lain yang bisa diketahui dalam 7 hari setelah pemberian dosis vaksin yang mengandung pertusis sebelumnya
  4. Apa saja efek sampingnya?

    • Efek samping ringan termasuk reaksi lokal (seperti nyeri, kemerahan, atau bengkak) yang ringan dan hanya berlangsung beberapa hari
    • Efek samping yang serius misalnya sindrom Guillain-Barré adalah sangat jarang
    • Bukti ilmiah menunjukkan bahwa vaksin pertusis sangat aman untuk ibu hamil dan bayinya

Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan hubungi Pusat Kesehatan Ibu & Anak, Departemen Kesehatan.