Apakah anak saya mengalami sembelit?

(Konten direvisi pada 12/2019)

Apakah anak saya mengalami sembelit?

Sembelit umum terjadi pada bayi dan anak kecil. Tetapi, sembelit jarang dialami bayi berusia kurang dari 6 bulan, terutama bayi yang disusui dengan air susu ibu karena air susu ibu mengandung cukup air dan mudah dicerna dan diserap. Apabila bayi ganti disusui dengan susu formula, atau jika mereka mulai mengonsumsi makanan padat pada usia sekitar 6 bulan, maka kotorannya mungkin menjadi keras, dan frekuensi buang air berkurang. Anda mungkin cemas bayi Anda mengalami sembelit. Frekuensi buang air besar (BAB) berbeda-beda di antara anak-anak. Rentangnya antara beberapa kali sehari pada bayi baru lahir sampai sekali setiap 2 sampai 3 hari pada anak-anak. Jadi, frekuensi BAB bukan merupakan satu-satunya gejala untuk menentukan apakah anak Anda mengalami sembelit atau tidak. Selama kotoran anak itu lembut, ini dianggap sebagai normal.

Apa itu sembelit?

Apabila anak tidak dapat mengeluarkan kotoran karena beberapa alasan, maka kotoran akan terkumpul di ususnya. Dengan berjalannya waktu, kotoran akan mengeras dan menjadi kering, yang menyebabkan sembelit. Anak yang mengalami sembelit mungkin mempunyai tanda-tanda berikut:

  • BAB tidak teratur atau tertunda tidak seperti biasanya
  • Kotorannya kering dan mengeras atau bentuknya butiran-butiran kecil
  • Mengejan atau sakit saat mengeluarkan kotoran, menahan mengeluarkan kotoran
  • Buang angin dan kotoran yang berbau busuk, sangat sering buang angin
  • Kotoran lembek di antara BAB
  • Sesekali sakit perut atau perut kembung (keras)
  • Jaringan anus luka karena keluarnya kotoran yang keras
  • Kotoran berdarah
  • Selera makan buruk
  • Lemas, rewel

Kemungkinan penyebab sembelit pada bayi dan anak kecil:

Sembelit lebih mungkin terjadi dalam masa transisi saat dalam periode bayi/anak-anak berikut:

  1. Memperkenalkan makanan padat
    • Pergantian kebiasaan makan
    • Diet tidak seimbang, diet kurang serat atau asupan cairan kurang
  2. Latihan menggunakan toilet
    • Menahan BAB karena takut toilet latihan
    • Kebiasaan BAB yang buruk
    • Kesalahan posisi di toilet
  3. Mulai prasekolah
    • Lingkungan toilet yang belum dikenal dengan baik
    • Pergantian rutinitas harian
  4. Kemungkinan penyebab lainnya:
    • Demam, dehidrasi, tidak banyak bergerak
    • Jaringan anus luka
    • Kurang olahraga
    • Alergi susu sapi
    • Efek pengobatan
    • Terkait penyakit lain

Menangani sembelit pada anak:

Untuk bayi muda:

  • Sembelit transisi yang tampak pada bayi adalah normal jika ada perubahan asupan susu, misalnya perubahan dari air susu ibu ke susu formula atau dari susu formula yang satu ke susu formula lainnya. Yang penting untuk diperhatikan adalah susu formula yang berbeda tidak boleh dicampur dalam satu sediaan. Selalu ikuti petunjuk pabrikan dalam menyiapkan susu formula untuk memastikan asupan gizi dan air yang mencukupi bagi bayi Anda. Jika diperlukan, Anda dapat memberi sedikit air untuk bayi Anda di antara makan.
  • Saat usia bayi Anda beranjak sekitar 6 bulan dan mulai mengonsumsi makanan padat, beri cukup air dan pilih makanan yang mengandung serat tinggi seperti bubur buah (mis. apel atau pir) dan sayuran yang dipotong-potong (mis. brokoli, bayam) untuk mencegah dan mengurangi sembelit.

Untuk anak-anak yang berusia satu tahun, Anda dapat mencoba:

  1. Mempersiapkan diet yang lebih sehat
    1. Memberikan cukup asupan cairan
      • Air putih adalah pilihan terbaik di antara makan
      • Tidak ada jumlah standar yang pasti untuk jumlah air minum bagi anak-anak. Biasanya berikan minimum satu kali minum saat setiap kali makan dan setiap kudapan
      • Jika anak Anda buang air kecil setiap 3-4 jam, urine berwarna terang dan tidak berbau menyengat, berarti asupan airnya mencukupi
      • Ciptakan peluang yang memungkinkan anak untuk terbiasa minum air. Misalnya, tawarkan kepadanya minum di saat cuaca panas atau setelah aktivitas fisik; letakkan cangkir kecil dalam jangkauannya
      • Selama waktu makan, hanya berikan air atau sup yang sedikit asin sebagai minuman sehingga nafsu makan anak tidak terganggu
      • Hindari minuman manis seperti minuman ringan dan jus kental karena akan memengaruhi BAB normal dan menyebabkan kegemukan. Jika Anda memberikan jus segar kepadanya, jangan melebihi 120 ml per hari; Lebih baik berikan dia buah utuh.
      • Hindari susu yang berlebihan. Susu akan menggantikan selera makan anak untuk makan dan menyerap gizi lain dalam makanan padat seperti serat makan. Untuk anak usia 1 tahun ke atas, minum tidak lebih dari 360-480 ml susu setiap hari. Mulai 2 tahun ke atas, anak-anak disarankan untuk beralih dari susu penuh lemak ke rendah lemak serta dapat minum susu skim mulai usia 5 tahun ke atas. Anak-anak dapat terus minum air susu ibu sesuai permintaannya mulai 2 tahun ke atas
    2. Memberikan sayuran dan buah-buahan selama waktu makan siang dan malam
      • Sayuran dan buah-buahan kaya akan serat makanan, mis. wortel, labu kuning, choy sum, jeruk, apel dan plum
      • Asupan air dapat ditambahkan dengan buah berair dan sayuran mis. beligo, semangka, dan pir
    3. Menyediakan bubur gandum atau makanan yang berbahan dasar tepung dengan setiap makanan
      • Kedua kategori makanan itu kaya akan serat makanan
      • Sereal, sebaiknya gandum utuh atau gandum cokelat, termasuk roti, nasi, pasta, mie dan havermut; makanan bertepung mis. ubi jalar dan kentang
    4. Menghindari makanan tinggi gula dan lemak
      • Contoh: minuman ringan, permen, kue, mie instan, makanan gorengan, dan makanan penutup
      • Makanan ini mengandung serat makanan yang sangat sedikit. Makanan ini akan mengenyangkan perut anak dan oleh karena itu mengurangi asupan gizi lainnya
    5. Makan 3 kali sehari secara teratur dan 2 kudapan saja yang terencana di antara waktu makan
      • Pertahankan diet seimbang dan rutinitas rutin. Jangan memberi makanan ekstra di luar jadwal makan
  2. Mendorong lebih banyak aktivitas fisik

    Dorong anak Anda untuk tetap aktif. Mulai dari jalan-jalan berkeliling sampai main bola atau berlari-lari yang lebih menguras tenaga, aktivitas fisik membantu sistem pencernaan aktif dan merangsang BAB.

  3. Pengelolaan perilaku

    Pengelolaan perilaku dapat digunakan untuk mendorong kebiasaan makan yang baik dan tingkat aktivitas pada anak Anda. Ini biasanya digunakan dengan strategi di atas dan dengan resep medis, jika diperlukan.

    • Rancang langkah-langkah yang jelas untuk membantu anak Anda membentuk kebiasaan rutin seperti asupan air setiap hari, gaya hidup yang lebih aktif, dan jadwal buang air (Lihat brosur seri Pengasuhan ‘Ucapkan Selamat Tinggal pada Popok’)
    • Gunakan penjelasan langsung dan positif tentang apa yang telah dilakukan anak Anda dengan baik untuk memberinya dorongan
    • Anda dapat menggunakan diagram perilaku pada saat yang sama untuk mendorong kebiasaan BAB yang teratur bagi anak usia 2 tahun ke atas. Mulai dengan target yang mudah (mis. stiker untuk setiap kali BAB). Secara bertahap tingkatkan kesulitan itu. Hadiah, sebaiknya dalam hal kegiatan favorit anak daripada makanan, dapat diperoleh apabila sejumlah stiker diperoleh (Lihat brosur seri Pengasuhan ‘Mengelola Perilaku Anak Prasekolah Anda’)
    • Jika anak mengalami sembelit karena faktor lingkungan, Anda perlu mencari tahu penyebabnya dan membuat penyesuaian dalam lingkungan itu. Misalnya, Anda mungkin perlu berkomunikasi dengan guru untuk memahami lingkungan toilet prasekolah dan jadwal penggunaan toilet. Atau Anda dapat mendorong anak Anda untuk BAB di sekolah pada waktu yang lebih nyaman
    • Selama pengelolaan perilaku, Anda perlu bersabar, membuat pengamatan yang cermat dan membuat catatan. Berbicaralah dengan anak Anda untuk memahami perasaannya dan biarkan dia mengetahui langkah-langkahnya secara keseluruhan sehingga dia dapat menikmati proses BAB
  4. Resep medis
    • Sembelit yang diketahui dengan jelas membutuhkan obat untuk membantu mengeluarkan feses yang mengeras. Ini akan lebih efektif apabila digunakan bersama dengan strategi yang disebutkan di atas.

    Berkonsultasi dengan dokter:

    • Masalah sembelit pada anak biasanya dapat diperbaiki dengan pergantian diet. Jika masalah berlanjut, kotoran menjadi lembek atau ada darah di kotoran, segera bawa anak ke dokter
    • Jangan sekali-kali membeli obat pencahar atau supositoria yang dijual bebas untuk digunakan pada anak. Obat-obatan untuk mengobati sembelit pada anak hanya boleh diresepkan oleh dokter anak atau dokter keluarga Anda